Hari Sumpah Pemuda yang diperingati pada tanggal 28 Oktober 2024 mengingatkan kembali pada semangat persatuan dan kebersamaan yang menjadi fondasi kuat bangsa Indonesia. Pada hari ini, hampir seabad yang lalu, para pemuda dari berbagai latar belakang bersatu untuk memajukan Indonesia sebagai satu bangsa. Bagi pemuda Islam, momen ini sangat berharga, karena banyak sekali teladan dari masa Rasulullah SAW yang menggambarkan betapa besarnya peran pemuda dalam perjuangan dan persatuan umat. Kisah-kisah sahabat muda di zaman Rasulullah memberikan inspirasi nyata tentang bagaimana pemuda Islam dapat mengamalkan nilai-nilai Sumpah Pemuda di era modern.
Persatuan sebagai Pijakan Kokoh
Semangat persatuan yang diusung dalam Sumpah Pemuda sejalan dengan ajaran Islam, di mana persatuan adalah kekuatan. Para sahabat muda, seperti Ali bin Abi Thalib dan Ja’far bin Abi Thalib, menunjukkan bagaimana menjaga kesatuan di tengah berbagai tantangan. Ali, yang berani menggantikan Rasulullah dalam situasi genting saat hijrah, dan Ja’far, yang membela kaum Muslim di Habasyah, keduanya menjadi teladan nyata tentang komitmen persatuan dalam Islam. Begitu pula, di zaman sekarang, pemuda Islam dapat mengedepankan persatuan lintas perbedaan, mengikuti semangat Sumpah Pemuda untuk mewujudkan persatuan Indonesia di tengah keragaman.
Menggunakan Potensi untuk Membawa Perubahan Positif
Sumpah Pemuda mendorong pemuda untuk menggunakan keahlian dan potensinya dalam membangun bangsa. Kisah-kisah sahabat muda seperti Mus’ab bin Umair yang meninggalkan kemewahan demi berdakwah, dan Zaid bin Tsabit yang memanfaatkan kecerdasannya dalam pengumpulan Al-Qur’an, mengajarkan bahwa pemuda Islam memiliki kekuatan untuk membuat perubahan besar. Generasi muda Islam di era digital ini dapat meneladani mereka dengan berperan aktif dalam masyarakat, memanfaatkan keterampilan dan teknologi untuk membawa perubahan yang positif dan bermanfaat bagi Indonesia.
Memperkokoh Identitas Keislaman dan Kebangsaan
Sumpah Pemuda menegaskan bahwa identitas kebangsaan adalah bagian dari jati diri pemuda Indonesia. Begitu juga, para pemuda Islam di zaman Rasulullah tidak melupakan jati diri keislaman mereka, tetapi tetap teguh memperjuangkan kebaikan bersama. Usamah bin Zaid yang memimpin pasukan di usia muda, menunjukkan bahwa pemuda Islam bisa berperan besar dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Pemuda Islam saat ini juga diharapkan mampu menyeimbangkan antara nilai-nilai Islam dan nilai kebangsaan, sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang berintegritas dan peduli terhadap bangsa.
Mengembangkan Kemandirian dan Etos Kerja
Kemandirian adalah karakter penting yang diajarkan dalam Islam, dan menjadi salah satu makna yang terkandung dalam Sumpah Pemuda. Para sahabat muda seperti Abdullah bin Abbas dan Sa’ad bin Abi Waqqas telah menunjukkan bahwa kemandirian dan etos kerja yang kuat dapat membawa kebaikan bagi umat. Pemuda Islam hari ini bisa belajar dari kisah mereka dengan membangun etos kerja yang kuat, disiplin, dan penuh tanggung jawab dalam pekerjaan atau studi, sehingga mampu berkontribusi dalam kemajuan bangsa dan menciptakan perubahan positif di tengah masyarakat.
Mengedepankan Akhlak Mulia di Tengah Tantangan Modern
Akhlak mulia adalah pilar penting bagi setiap pemuda Islam, terutama di era digital yang penuh tantangan ini. Abdullah bin Umar dan Aisyah binti Abu Bakar dikenal karena keteladanan akhlak dan kecintaan mereka terhadap ilmu. Begitu pula pemuda Islam di Indonesia diharapkan mampu menjaga akhlak mereka, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, dengan memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai positif. Ini merupakan bentuk nyata dari implementasi Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari di era modern.
Hari Sumpah Pemuda ke-96 ini adalah kesempatan bagi pemuda Islam di Indonesia untuk merefleksikan peran besar mereka dalam menjaga persatuan, kebangsaan, dan akhlak mulia, sejalan dengan teladan para sahabat muda di zaman Rasulullah SAW. Semangat mereka mengajarkan bahwa persatuan dan ketekunan adalah kunci dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan menggabungkan nilai-nilai keislaman dan nasionalisme, pemuda Islam hari ini dapat menghidupkan kembali semangat Sumpah Pemuda dan berperan sebagai generasi pembawa perubahan, yang berdedikasi untuk membangun bangsa yang adil, sejahtera, dan penuh kedamaian.