BUDAYA LITERASI BERBASIS DIGITAL DI MIDAGAMA

Oleh: Siti Khanifah

MI Darwata Glempang – Maos

Era digital adalah masa di mana teknologi digital, seperti komputer, internet, dan perangkat pintar, menjadi sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan, seperti bermain dengan mainan yang bisa terhubung ke mana-mana, saling berbicara satu sama lain, dan memberikan banyak informasi yang kita inginkan dalam sekejap tanpa harus banyak bepergian atau mengeluarkan banyak tenaga dan waktu untuk melakukannya.

Pada era digital, banyak hal yang dulu dilakukan secara manual, seperti mengirim surat atau pergi ke toko, sekarang bisa dilakukan secara online. Contohnya, kita bisa mengirim pesan dengan cepat lewat ponsel atau membeli barang dari rumah tanpa harus pergi ke toko. Jadi, era digital adalah waktu ketika teknologi membuat segala sesuatu jadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih terhubung. Era digital membawa banyak keuntungan, tetapi juga ada beberapa kelemahan. Mari, kita bayangkan seperti sedang menimbang mainan baru, ada sisi menyenangkan, tapi juga mungkin ada bagian yang tidak terlalu menarik untuk dimainkan.

Beberapa keuntungan Era Digital adalah sebagai berikut :1) Akses Informasi Cepat dan mudah: Kita bisa belajar atau mengetahui hal baru dengan cepat lewat internet. , 2) Waktu belajar fleksibel: Biasanya kebanyakan orang yang ingin belajar lagi tidak memiliki waktu yang cukup. Salah satu alasannya mungkin karena waktu Anda sudah digunakan untuk bekerja. Pembelajaran berbasis digital ini adalah solusinya. Waktu untuk belajar bisa dilakukan kapan saja tanpa terikat dengan jam belajar, 3) Kemudahan dalam Aktivitas Sehari-hari: Dari belanja online hingga memesan makanan, semua bisa dilakukan tanpa harus keluar rumah. Segalanya jadi lebih praktis dan efisien, 4) Belajar Lebih Menarik: Banyak aplikasi, video, dan permainan edukasi yang membuat belajar jadi lebih menyenangkan dan interaktif.

Beberapa kelemahan Era Digital antara lain : 1) Ketergantungan pada Teknologi: Kalau terlalu sering menggunakan ponsel atau komputer, kita bisa lupa melakukan hal-hal di dunia nyata, seperti bermain di luar atau berbicara langsung dengan orang lain, 2) Risiko Informasi yang Salah: Di internet, ada banyak informasi. Tapi, tidak semua informasi itu benar. Kadang-kadang kita bisa tersesat membaca sesuatu yang salah, 3) Keterbatasan akses internet: Salah satu kekurangan metode pembelajaran e-learning adalah terbatasnya akses internet. Jika Anda berada di daerah yang tidak mendapatkan jangkauan internet stabil, maka akan sulit bagi Anda untuk mengakses layanan e-learning. Hal ini tentunya masih banyak terjadi di Indonesia mengingat beberapa daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) masih belum terjangkau akses internet. Selain itu, harga pemakaian data internet juga masih dirasa cukup mahal untuk beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan kemampuan untuk memanfaatkan e-learning masih dianggap sebagai suatu keistimewaan, 4) Kurangnya Interaksi Sosial Langsung: Jika terlalu sering berkomunikasi lewat teknologi, kita mungkin jadi jarang bertemu langsung dengan orang lain, dan ini bisa membuat kita merasa kesepian.

Perkembangan era digital di dunia pendidikan telah mengubah cara kita belajar dan mengajar. Bayangkan sekolah sekarang seperti memiliki “mainan” canggih yang membuat belajar lebih mudah, menarik, dan bisa dilakukan di mana saja. Dengan adanya perkembangan era digital yang sangat pesat ini, guru juga dituntut untuk bisa lebih aktif dalam dunia tehnologi. Karena dari perkembangan tehnologi tersebut, di harapkan guru dapat menggunakannya sebagai media belajar mengajar di kelas agar lebih menarik semangat belajar siswa/i.

Hubungan antara era digital dan literasi sangat erat dan saling mempengaruhi. Era digital telah mengubah cara kita belajar, mengakses informasi, dan berinteraksi dengan dunia. Sedangkan literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan memahami informasi dalam berbagai bentuk, dan literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan dasar membaca dan menulis, ia juga mencakup kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi adalah kemampuan untuk membaca dan menulis. Literasi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Literasi berasal dari istilah Latin literature dan bahasa Inggris letter. Literasi tidak sama dengan membaca, karena esensi literasi adalah bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan dan belajar untuk mendapatkan pengetahuan. Literasi digital, menurut KBBI, adalah kemampuan untuk memahami informasi berbasis komputer

Era digital telah menciptakan kebutuhan baru akan literasi yang lebih luas dan kompleks. Keterampilan literasi tidak hanya mencakup membaca dan menulis saja, tetapi juga mencakup kemampuan untuk berinteraksi dengan informasi di dunia digital. Dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, penting bagi individu, terutama siswa, untuk mengembangkan keterampilan literasi yang sesuai agar dapat beradaptasi dan sukses di era digital ini.

Literasi juga merupakan dasar dari pendidikan yang baik. Siswa yang memiliki kemampuan literasi yang baik dapat belajar lebih efektif dan memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Oleh karena itu sangat penting untuk mengimplementasikan budaya literasi pada dunia pendidikan sebagai sarana penunjang belajar siswa.

MI Darwata Glempang sebagai salah satu madrasah ibtidaiyah di lingkungan LP Ma’arif NU PCNU Cilacap menjadikan program literasi sebagai program unggulan, salah satu program literasinya adalah literasi digital. hal ini bisa dilihat dengan adanya fasilitas Televisi digital di setiap kelas yang digunakan sebagai media literasi digital, di samping itu, televisi digital juga digunakan untuk menunjang ketertarikan siswa/i dalam belajar dengan menggunakan tehnologi digital. Pemakaian televisi digital sebagai media belajar literasi digital, dilakukan agar setiap siswa/i bisa mengaplikasikan budaya literasi bukan hanya melalui tulisan dalam buku, tetapi juga bisa mendapatkan berbagai informasi dari adanya informasi visul yang mereka lihat.

Budaya literasi di MI Darwata Glempang mencangkup beberapa kategori; literasi membaca, literasi digital dan literasi religi. Kegiatan literasi membaca adalah kegiatan siswa/i membaca buku cerita, buku pelajaran atau buku-buku lainnya yang terdapat di perpustakaan Madrasah atau di Pojok baca setiap kelas dengan durasi waktu minimal 15 menit setiap harinya. Hal ini di lakukan untuk menunjang kreatifitas siswa/i dalam hal membaca, yang mana dengan membaca di harapkan mereka bisa banyak mendapat manfaat dan dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya sebagai bekal mereka di masa depan, karena menumbuhkan budaya membaca bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu di Madrasah kami kegiatan literasi membaca ini di budayakan untuk seluruh siswa/i mulai dari kelas 1-6 setiap harinya.

Kegiatan literasi digital adalah kegiatan siswa/i menonton televisi dengan durasi waktu 1x dalam seminggu dengan variasi cerita yang bermanfaat untuk menambah kreatifitas mereka dalam memahami dan menganalisis informasi dalam bentuk audio-visual. Hal ini juga di harapakan agara siswa/i MI Darwata Glempang dapat memperoleh banyak informasi selain dalam bentuk tulisan juga mereka dapat mengenal tehnologi era digital dari hal yang paling mudah mereka dapatkan.

Kegiatan literasi digital menggunakan Majalah An-Naba Midagama dilaksanakan seminggu sekali, yaitu pada hari Sabtu. Pada hari itu anak-anak diberi tugas untuk membaca salah satu rubrik di Majalah An-Naba Midagama dan hasil dari bacaannya tersebut dituliskan di buku kendali baca mereka masing-masing, yang kemudian pada hari Senin minggu setelahnya hasil tersebut akan di koreksi oleh masing-masing guru kelas. Sedangkan untuk litersi digital menggunakan televisi digital, di kelas 4B khususnya, dilaksanakan setiap hari Kamis sore setelah jam pembelajaran selesai. Materi literasi digital yang mereka lihat di televisi pun nanti nya akan mereka tulis isi ceritanya serta sinopsisnya di buku kendali baca sebagai bahan evaluasi guru pada kegiatan literasi. Setiap minggunya materi literasi digital selalu berganti dan terkadang menyesuaikan dengan tema kegiatan yang ada pada minggu atau bulan tersebut, misalnya pada bulan Agustus , berarti materi literasi digital yang diputar di televisis digital adalah cerita-cerita yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia, sejarah bangsa Indonesia dan tokoh-tokoh perjuangan bangsa.  

Kegiatan literasi religi adalah kegiatan siswa/i membaca Asmaul Husna di lanjut dengan muroja’ah pagi di awal pembelajaran, serta mengaji dan menghafal surah-surah Al-Qur’an setiap sore hari. Kegiatan ini berlangsung setiap hari sebagai implementasi dari budaya literasi religi di MI Darwata Glempang.

Budaya literasi membaca khususnya di MI Darwata Glempang telah berjalan hampir 4 tahun terakhir ini, banyak keuntungan yang di rasakan oleh Madrasah kami, siswa/i serta wali murid dari MI Darwata Glempang khususnya. Ketertarikan budaya membaca pada siswa/i MI Darwata Glempang pun semakin meningkat, hal ini berbanding terbalik dengan kondisi real di Madrasah yang mana masih terbatas pada penyediaan buku bacaan. Terkadang mereka membawa buku bacaan sendiri dari rumah untuk di baca bersama teman-teman di Madrasah dengan tujuan saling berbagi informasi dan pengetahuan dari buku milik sendiri. Keterbatasan ini menjadi fokus perhatian dari seluruh dewan guru MI darwata Glempang untuk bisa memfasilitasi budaya literasi membaca pada siswa/i di Madrasah.

Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya era digital saat ini, kami segenap dewan guru MI Darwata Glempang berusaha untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut di atas dengan cara mengkolaborasikan budaya literasi yang ada di Madrasah kami dengan tehnologi-teknologi yang ada di era digital ini. Karena semakin hari minat baca siswa/i kami juga semakin meningkat. Selain itu, kami juga berharap untuk bisa memfasilitasi minat baca wali murid serta lingkungan sekitar yang ingin ikut serta merasakan keuntungan dari budaya literasi yang ada di MI Darwata Glempang.

Dalam hal ini, Majalah An-Naba Midagama adalah salah satu implementasi dari budaya literasi di MI Darwata Glempang dengan tehnologi digital. Karena Majalah An-Naba ini selain dicetak dalam bentuk buku juga dapat di akses secara online sehingga dapat di baca oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun tidak terbatas oleh tempat saja.  Majalah An-Naba Midagama terbit setiap bulan dengan mengusung tema sesuai dengan kegiatan-kegiatan terbaru pada bulan tersebut. Majalah ini juga selalu menampilkan informasi-informasi menarik seputar program-program MI Darwata Glempang dan kegiatan-kegiatan di dalamnya.  Terdapat bermacam-macam rubric dalam majalah ini, yaitu; Rubrik Profil tokoh, Rubrik Moderama, Rubrik Kolase kegiatan, Rubrik Ensiklopedia, Rubrik Display karya, Rubrik Sang teladan, Rubrik Cerita Anak, Rubrik Ayo belajar, Rubrik Resep kita dan Rubrik Hot news.

Majalah An-Naba Midagama ini di susun oleh tim literasi MIDAGAMA dengan di ketuai oleh Pak Hamim Tohari, M.Pd., dan Penanggung jawab yaitu Ibu Kepala Madrasah, Ibu Nisfatul ‘Azizah, M.Pd. Majalah An-Naba Midagama ini bukan hanya karya tim literasi MIDAGAMA, tetapi ini adalah buah karya implementasi budaya literasi siswa/i MI Darwata Glempang selama ini. Tim literasi hanya sebagai koordinator rubrik dan editor naskah, untuk materi naskahnya siswa/i MI Darwata Glempang lah yang mencari dan mendapatkan informasi-informasi penting serta menarik yang nantinya akan di muat di Majalah An-Naba Midagama.

Banyak keuntungan dari adanya implementasi budaya literasi di era digital ini khususnya Majalah Online An-Naba Midagama , baik untuk siswa/i, guru, wali murid dan masyarakat sekitar. Salah satu keuntungan untuk  siswa/i yaitu, mereka semakin mampu untuk mengekspresikan ide secara jelas dan efektif dalam format tulisan serta digital. Mereka juga mampu berkomunikasi dalam berbagai konteks, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu banyak pengalaman-pengalaman menarik yang di dapat oleh siswa/i MI Darwata Glempang terkait pembuatan naskah, wawancara narasumber, proses editing hingga terbitan majalah secara online.

Secara keseluruhan, perkembangan era digital membawa banyak peluang besar bagi dunia pendidikan. Tetapi kita harus tetap memastikan teknologi digunakan dengan bijak dan tetap memberikan perhatian pada aspek-aspek penting dalam pembelajaran. Begitu juga penerapan teknologi digital dapat sangat efektif dalam meningkatkan semangat belajar siswa. Namun, perlu ada keseimbangan antara penggunaan teknologi dan metode pembelajaran tradisional agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal dan tetap termotivasi sepanjang proses belajar mereka.

Begitu juga dengan budaya literasi di MI Darwata Glempang, dengan adanya kolaborasi antara budaya literasi dengan tehnologi yang ada saat ini di harapkan siswa/i MI Darwata Glempang pada khususnya, semakin menambah semangat berliterasi di segala bidang. Karena literasi merupakan dasar dari pendidikan yang baik, dan siswa yang memiliki kemampuan literasi yang baik, dapat belajar lebih efektif dalam memahami materi pelajaran serta mendapatkan informasi-informasi penting dengan lebih baik.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *